Sabtu malam alias yang dibanyak orang sebagai malam minggu biasa dimanfaatkan banyak orang untuk bersantai kebanyakan malam minggu dimanfaatkan sebagian besar anak muda untuk pacaran. Tapi sepertinya untuk malam minggu pertama dibulan April tidak digunakan Milanisti untuk berpacaran, melainkan untuk menyaksikan tim kesayangan AC Milan bermain. Banyak Milanisti yang menyaksikan Milan dengan cara nobar ataupun menyaksikan Milan dirumah. Rasanya malam minggu kemarin yang diwarnai dengan gerhana bulan total membawa keberuntungan untuk Milan pekan ini. Milan harus menjalani laga tandang saat melawan Palermo. Meski Palermo tim promosi tapi melawan Palermo tidaklah semudah yang dipikirkan, saat Serie A putaran pertama Milan harus menyerah dari Palermo dengan skor 0-2 saat bermain di San Siro kandang Milan. Rasa pesimis mungkin sempat menyelimuti sebagian Milanisti sebelum melawan Palermo. Saat wasit meniup peluit tanda kick off, Milanisti sempat dibuat senam jantung oleh serangan-serangan yang dibuat Palermo, berkali-kali Palermo menggempur pertahanan Milan melalui skill Paulo Dybala dan Vazquez. Palermo sempat benar-benar membuat jantung Milanisti berdebar yaitu saat salah seorang pemain Palermo berhasil mengacak-acak pertahana Milan dan mengumpan bola ke Dybala lalu Dybala memberi umpan tarik kepada Vazquez yang sudah berdiri bebas beruntung sontekan Vazquez masih tipis menyamping dan gawang Milan selamat dari kebobolan. Milan juga sesekali berusaha mengancam gawang Palermo melalui serangan balik. Milan akhirnya sukses menciptakan gol melalui Alesio Cerci dan Milan unggul 0-1 sampai akhir babak pertama. Saat babak kedua dimulai Milan mulai bermain lebih baik para pemain Milan mulai berani bermain terbuka dan memegang kendali permainan. Milan sempat mengancam melalui Mattia Destro namun sayang golnya dianulir oleh wasit karna offside. Palermo sesekali juga mengancam melalui serangan balik dan mengancam melalui shooting dari jarak jauh. Namun akhirnya petaka terjadi untuk Milan saat salah seorang pemain Milan melanggar pemain Palermo di kotak penalty, wasitpun akhirnya memberi hadiah penalty kepada Palermo. Paulo Dybala yang ditunjuk sebagai eksekutor penalty sukses menjalankan tugasnya sekaligus menyamakan kedudukan menjadi 1-1. Milanpun terus masih terus menyerang pertahanan Palermo, Inzaghi pun akhirnya memasukkan Suso menggantikan Cerci dan memasukkan Pazzini untuk menggantikan Mattia Destro yang diharapkan membuat serangan Milan menjadi lebih berwarna dan lini depan Milan menjadi tajam. Namun keberuntungan akhirnya memihak Milan pada 10 menit menjelang akhir pertandingan. Jeremy Menez akhirnya membuat Milan kembali unggul atas Palermo ketika ia sukses menciptakan gol melalui aksi solo run yang diakhiri oleh finishing yang apik dan berhasil membuat Milan kembali unggul dengan skor 1-2. Keunggulan tersebut akhirnya bertahan sampai wasit meniupkan peluit panjang tanda berakhirnya pertandingan. Meski menang Milan masih tertahan diperingkat 8 namun kemenangan ini dapat menjadi modal berharga bagi Milan untuk pertandingan berikutnya karna sebelumnya Milan berhasil menang atas Cagliari dengan skor 3-1 itu artinya Milan menang dua kali-kali berturut. Semoga para pemain menjadi termotivasi dan melanjutkan tren kemenangan disisa musim 2014/2015 ini dan terus memperbaki posisi klasmen dan mendapat jatah bermain di kompetisi Eropa. Forza Milan.
Minggu, 05 April 2015
Senin, 09 Maret 2015
Seandainya ISL seperti MLS
Mungkin liga sepak bola Amerika Serikat atau biasa disebut MLS(major league soccer) adalah salah satu liga sepak bola paling beruntung karna sering kali pemain bintang dunia yang menghabiskan sisa karirnya di liga tersebut. Sebut saja Kaka, David Villa, Tim Cahil, Roby Keane, Clint Dempsey, Landon Donovan, Sebastian Giovinco, ditambah lagi Gerrard dan Lampard yang bentar lagi nyusul main di MLS, dll dan bahkan David Beckham dan Thiery Henry menghabiskan sisa karirnya di MLS. Dan mungkin saja banyak pemain bintang dunia yang berpikir akan menghabiskan sisa karirnya di MLS. Terkadang saya suka berkhayal bagaimana jadinya kalau Liga Super Indonesia atau biasa di sebut ISL terdapat pemain-pemain bintang dunia yang setidaknya menghabiskan sisa karirnya di Liga Indonesia(ISL). Tapi jika melihat kondisi sepak bola Indonesia saat rasanya mustahil ada salah satu klub yang berani merekrut pemain-pemain bintang dunia yang ingin menghabiskan karir sepak bolanya. Faktor cuaca mungkin juga berpengaruh pada si pemain. Rasanya mustahil pemain bintang dunia mau main di cuaca yang panas dan kondisi lapangan yang kurang baik. Dan faktor utama adalah finansial jangankan MLS, finansial klub-klub liga Indonesia mungkin masih kalah dengan finansial klub-klub liga thailand. Finansial klub-klub MLS memang sangat bagus mereka berani menggaji pemain-pemain bintang tersebut hampir setara dengan gaji mereka saat bermain di klub besar eropa. Iklim mungkin juga bisa jadi penentu klub-klub MLS bisa mendatangkan pemain-pemain bintang dunia karna iklim Amerika serikat dan Iklim di negara-negara eropa sama dan pastinya pemain-pemain bintang dunia yang bermain di MLS tidak bermasalah dengan cuaca. Klub-klub di MLS juga memiliki stadion dengan fasilitas yang bagus dan lapangan yang terawat. Kalau dilihat-lihat rumput lapangan di stadion-stadion klub MLS kurang lebih sama seperti rumput di stadion klub-klub besar eropa yaitu sama-sama terawat. Berbeda dengan lapangan di stadion klub-klub liga Indonesia yang rumputnya kurang terawat dan sistem drainase yang buruk sehingga jika hujan saat bertanding lapangan akan becek dan akan menyulitkan para pemain yang bertanding. Unsur penonton di Indonesia dapat menyaingi penonton di MLS seperti yang kita tau masyarakat Indonesia kebanyakan orang yang sangat menyukai sepak bola bisa diakui mungkin supoter-supoter di Indonesia adalah pendukung yang sangat setia, bahkan mereka rela melakukan apapun untuk melihat klub kesayangnya bertanding bahkan sering dijumpai ada penonton yang rela naik pohon untuk melihat klub kesayangnya bermain bisa dibilang ini sangat jarang ditemui di MLS bahkan diliga-liga top eropa. Seandainya ada banyak pemain bintang dunia yang ingin menghabiskan karirnya di liga Indonesia mungkin animo penonton akan lebih banyak lagi. Yang pasti jika sepak bola di Indonesia tidak bermasalah dan klub-klub liga Indonesia mempunyai stadion dengan fasilitas internsional yang memadai dengan rumput yang terawat dengan baik serta mempunyai finansial yang kuat bukan tidak mungkin ada pemain bintang dunia yang mau menghabiskan sisa karirnya di liga Indonesia. Dan pastinya semoga masalah sepak bola di Indonesia cepat terselesaikan dan sepak bola di Indonesia cepat maju ke arah yang lebih baik. Forza Indonesia.
Minggu, 01 Maret 2015
Inkonsisten
Minggu dinihari tadi Milan kembali gagal meraih 3 poin di kandang Chievo Verona. Meskipun meraih hasil imbang dan Milan berhasil mencatatkan clean sheet dua kali berturut-turut Milan tetap mengalami masalah yang sama yaitu Inkonsisten. Mungkin ada Milanisti yang jengkel karna inkonsisten Milan. Mungki mereka(Milanisti) seakan merasa di php oleh tim kesayangannya. Contoh saat melawan Parma, Milan berhasil menang namun dipekan berikutnya Milan dihempaskan oleh Juventus. Sepekan berikutnya Milan hanya meraih hasil imbang melawan Empoli. Sepekan berikutnya Milan meraih kemenangan saat melawan Cesena. Namun sepekan berikutnya Milan kembali imbang saat melawan Chievo Verona. Kadang saya juga bingung dengan Milan, bahkan karna inkonsiten yang saking parahnya Milan baru meraih dua kemenangan di 2015. Berbeda dengan tim tetangga mulai konsisten. Terkadang Milanisti mungkin ingin menyalahkan Inzaghi sebagai orang yang paling bertanggung jawab atas inkonsisten Milan. Namun apa boleh buat Inzaghi tetap tidak bisa disalahkan karna mau bagaimanapun Inzaghi belum punya pengalaman yang cukup untuk menangani tim senior Milan apalagi dengan skuad yang seadanya seperti sekarang ini. Ditambah lagi dengan kebijakan transfer Milan yang sekarang yang sering membeli pemain dengan harga murah dan mendatangkan pemain dengan gratis. Dan semoga inkonsisten Milan tidak terus berlanjut dan semoga Inzaghi banyak belajar dari inkonsisten agar tidak sampai terjadi lagi. Semoga Milan kembali ke jalur kemenangan dan tidak meng php para Milanisti *terlalu banyak wish di awal bulan Maret*. Forza Milan.
Senin, 16 Februari 2015
Youth Project
Mungkin banyak klub-klub besar di eropa dan bahkan dunia sedang memfokuskan terhadap pengembangan pemain muda melalui akademi klub yang nantinya akan memperkuat klub itu sendiri di masa mendatang. Contoh nyata adalah Barcelona yang sukses dengan akademi la masia. Kalau tim kesukaan saya Milan juga akademi klub. Katanya Milan ingin menjalankan program youth project, tapi apakah Milan sudah menjalankan youth project itu sendiri ? Tidak juga. Mungkin De Sciglio, Poli, El Shaarawy, Destro adalah pemain muda yang beruntung dapat menjadi kepercayaan Inzaghi di musim ini. Namun berbeda dengan Niang, Saponara, Cristante mereka bertiga sebenarnya adalah pemain muda berbakat yang bisa di bilang jarang diberi kepercayaan dan harus dilepas. Bahkan kebanyakan pemain muda Milan yang dilepas justru malah berkembang setelah diberikan kepercayaan contoh Niang yang sekarang membela Genoa, setelah diberi kepercayaan Niang justru sering memberi assist dan bahkan mampu mencetak gol di Genoa sedangkan di Milan ia tidak mencetak gol. Ada beberapa pemain didikan Milan yang malah berkembang di klub lain setelah dilepas Milan selain Milan. Pemain-pemain tersebut( yang saya tau) antara lain : Verdi di Empoli, Paloschi di Chievo Verona, Matteo Darmian di Torino dan Pierre Emerick Aubameyang di Borrusia Dortmund, dll. Nama-nama tersebut adalah pemain yang sekarang bermain lebih bagus di klub-klubnya masing-masing setelah dilepas Milan karna jarang mendapat kesempatan. Milan mungkin bisa mencontoh Barcelona yang berani memberi kesempatan pada pemain mudanya seperti Munir, Sergi Roberto, Marc Batra, Rafinha, dll. Atau mencontoh klub tetangga Internazionale yang juga berani memberi kepercayaan untuk pemain mudanya seperti Rannochia, Juan, Santon, Shaqiri, Kovacic, Icardi, Dodo yang sekarang ini mulai atau bahkan sudah berkembang dan mungkin mulai masuk langganan starter. Yang pasti para Milanisti berharap Milan benar-benar menjalankan youth project dan berani memberi kepercayaan untuk pemain muda agar berkembang dan jangan mengulangi kesalahan membuang pemain muda dan akhirnya malah berkembang di klub lain. Forza Milan.
Minggu, 08 Februari 2015
"Milan kalah sudah biasa"
Minggu pagi Milanisti kembali bersedih karna kalah dengan klub peringkat 1 klasmen Juventus. Milan harus kalah dengan skor 3-1 dari Juve dan jangan kaget kalo fans Milan bakal di bully oleh fans lain. Milan rasanya seperti tumbuhan putri malu yang mekar namun tertutup kembali karna mengalami sentuhan. Ya seperti putri malu karna minggu lalu Milan seperti kembali mekar karna mereka akhirnya sukses meraih kemenangan karna di bulan Januari mereka tidak meraih kemenangan satu pun di Serie A, namun minggu pagi dinihari( waktu Indonesia) mereka seperti putri malu yang kembali tertutup daunnya karna sentuhan. Ya sentuhan itu berupa kekalahan yang kembali mereka alami saat melawan Juventus yang membuat fans Milan harus menanggung malu karna tim kesayangannya kalah mungkin kekalahan Milan melawan Juve masih bisa di maklum karna mengingat kualitas skuad Milan masih dibawah kualitas skuat Juve terutama di lini tengah. Bahkan Juve langsung memainkan gelandang terbaik mereka saat melawan Milan. Pirlo, Marchisio, Pogba, Vidal langsung dimainkan sejak awal. Berbanding terbalik dengan Milan mungkin karna tidak ada pilihan akhirnya Inzaghi memainkan Poli-Essien-Muntari, namun menurut saya hanya Poli yang bermain cukup baik sedangkan Essien-Muntari gagal membayar kepercayaan Inzaghi, mereka kerap melakukan blunder. Beruntung Milan masih punya kiper berpengalaman seperti Diego Lopez. Meskipun dibobol 3 gol oleh pemain Juve tapi Diego Lopez menunjukkan penampilan gemilang dan sering melakukan penyelamatan gemilang. Mungkin kalau bukan karna penampilan apik Diego Lopez mungkin Milan akan lebih banyak kebobolan. Karna Milan sering mengalami kekalahan di tahun 2015 sudah banyak Milanisti yang sabar mungkin bagi kami Milanisti kekalahan adalah hal yang sudah biasa dialami Milan. Tapi kami terus berharap Milan kembali bangun dari tidurnya dan kembali berjaya lagi seperti dulu. Bahkan Milan bisa tampil di Europa League musim depan sudah cukup untuk Milan mengingat butuh proses untuk mengembalikan kejayaan Milan. Forza Milan.
Minggu, 01 Februari 2015
Kemenangan yang berharga
Senin pagi ini mungkin terasa berbeda dari biasanya. Senin pagi ini berasa seperti pagi penyemangat kami para Milanisti. Kami para Milanisti seakan telah menanti panjang akan kemenangan yang akan diraih Milan di pentas Serie A. Pagi dinihari(waktu Indonesia) Milan akhirnya meraih kemenangan pertamanya di pentas Serie A Italia setelah melewati bulan Januari yang kelabu karna Milan gagal menorehkan kemenangan sekalipun di bulan Januari dipentas Serie A. Dan di awal Februari kami Milanisti selalu berharap Milan kembali meraih kemenangan dan Milan ke jalur papan atas klasmen Liga Serie A Italia dan akhirnya harapan kami terwujud karna Milan berhasil menang 3-1 atas Parma. Milan sempat unggul terlebih dahulu lewat gol penalty Jeremy Menez, namun setelah beberapa menit kemudian Parma mampu menyamakan kedudukan lewat mantan pemain Milan Nocerino skor pun menjadi 1-1 dan bertahan sampai babak pertama. Milan kembali unggul dibabak kedua lewat gol yang dicetak oleh Jeremy Menez skor menjadi 2-1 untuk Milan. Kami Milanisti terus berharap Milan mencetak gol lagi untuk menjauh dari kejaran Parma dan akhirnya harapan itu terwujud juga gol Zaccardo akhirnya memastikan kemenangan Milan dengan skor 3-1. Dengan kemenangan ini Milan meraih 3 poin naik ke peringkat 8 klasmen dengan 29 poin. Harapan untuk kembali berlaga di UCL ataupun UEL kembali muncul. Kemenangan ini setidaknya juga menjadi motivasi mengingat lawan setelah Parma adalah Juventus yang merupakan calon kuat dalam meraih Scudetto musim ini. Namun kemenangan ini membuat Milan berhasil membuat senang hati para fans yang sedang rindu akan kemenangan dan dengan kemenangan ini Milan mampu mengembalikkan mood para Milanisti yang rusak pada bulan Januari karna tidak meraih kemenangan. Kemenangan ini adalah sebuah kemenangan yang berharga. Forza Milan.
Kamis, 29 Januari 2015
Menunggu bukti pemain transfer
Bursa transfer musim dingin sudah ditutup. Semua tim-tim di eropa sudah memanfaatkan bursa transfer dengan sebaik-sebaiknya terutama di liga eropa favorit saya yaitu Serie A Italia. Tim favorit saya AC Milan sudah berhasil mendatangkan beberapa pemain baru diantaranya Allesio Cerci dari Atletico Madrid, Suso dari Liverpool, Salvatore Bochetti dari Spartak Moscow, Mattia Destro dari AS Roma, Luca Antonelli dari Genoa dan Gabriel Palleta dari Parma. Nama-nama tersebut pastinya diharapkan mampu meningkatkan peforma Milan yang sedang labil. Salvatore Bochetti, Luca Antonelli, dan Gabriel Palleta diharapkan mampu meningkatkan sektor pertahanan Milan yang masih rapuh terbukti sepanjang bulan lalu(Januari) Milan gagal meraih kemenangan dan sang kiper Diego Lopez sering menjadi bulan-bulannan pemain lawan akibat lengahnya lini perthanan Milan. Suso merupakan seorang gelandang diharapkan mampu meningkatkan kreatifitas dalam menyerang karna gelandang Milan saat ini sedang dinilai kurang kreatifitas dalam hal menyerang. Allesio Cerci seorang pemain sayap yang sering berposisi di sayap kanan diharapkan mampu mengacaukan pertahanan lawan dan mampu memberi assist bagi striker Milan dan mampu mencetak goal bagi Milan. Mattia Destro seorang striker dan targetman yang dicari-cari Milan yang didatangkan dari AS Roma. Destro diharapkan mampu memanfaatkan setiap peluang dan berbuah gol untuk Milan. Destro bisa dibilang sebagai finisher sejati karna 36 gol dari total 38 golnya di AS Roma dicetak dari kotak penalty.
Semoga kehadiran pemain-pemain pada bursa transfer musim dingin ini mampu memberikan warna berbeda di skuad Milan dan mampu membantu Milan untuk meraih target musim ini mendapat jatah main di UCL. Forza Milan.
Sabtu, 24 Januari 2015
I'm Depressed Milanista
I'm Depressed Milanista mungkin kata yang pas untuk Milanisti yang sulit menerima kenyataan tentang keadaan Milan yang sekarang. Bagaimana tidak ? Mereka telah mengalami kekalahan 2 kali beruntun di Serie A. Entah apa yang terjadi dengan Milan yang pasti para Milanisti diseluruh dunia terus berharap agar Milan selalu meraih hasil positif disetiap pertandingan. Para Milanisti pasti merasa tertekan atas penampilan buruk Milan. Pasti ada Milanisti yang akan di bully di tempat kerja, kampus, sekolah, dll jika Milan kalah. Perasaan kecewa pasti tetap dialami para Milanisti, entah siapa yang jadi biang kladi atas penampilan buruk Milan yang pasti mereka pasti punya anggapan sendiri tentang siapa biang kladi dibalik penampilan buruk Milan. Ada yang menyalahkan management yang tidak becus, ada yang menyalahkan pelatih yang kurang pengalaman, ada yang menyalahkan para pemain yang bermain tanpa gairah, atau ada menyalahkan management, pelatih, pemain sebagai biang kladi dibalik penampilan buruk Milan. Semua Milanisti pasti punya pemikiran sendiri tentang situasi Milan saat ini. Sebenarnya(kalo menurut saya) management adalah oknum yang harus bertanggung jawab atas penampilan buruk Milan. Menurut salah satu media ternama di dunia Milan ada di peringkat 12 sebagai klub terkaya di dunia. Tapi kenapa Milan seakan sulit mengeluarkan uang untuk membeli pemain ? Mereka selalu menggunakan jasa pemain gratisan. Management pun juga sering mengincar penyerang padahal masalah utama Milan ada di lini tengah dan lini belakang. Kadang management hanya bisa cuma mengincar, ya cuma mengincar tapi nggak dibeli-beli atau nggak dipinjem alias pemain tersebut nggak jadi direkrut Milan dan bergabung ke klub lain. Management juga memberi target yang tinggi untuk pelatih seperti Inzaghi yang belum berpengalaman dan mewarisi skuad yang seadanya. Mungkin kekalahan atas Lazio bisa dijadikan evaluasi dan semoga management sadar kalo rekrut pemain jangan asal gratis yang tidak sesuai dengan kebutuhan tim. Para pemain dan pelatih mungkin juga jadi biang kladi atas penampilan buruk Milan. Para pemain Milan juga sering menunjukkan permainan monoton dan tidak bergairah saat bermain, mereka seakan tidak ingin menang saat bertanding. Kalo menurut saya hanya Bonaventura dan sang kiper Diego Lopez yang bermain dengan sepenuh hati. Mereka benar-benar menghormati kebesaran jersey Milan. Mau sampai kapan Milan terus bermain seperti ini ? Yang pasti jangan banyak berharap Milan bisa lolos ke UCL musim depan jika terus bermain monoton dan tanpa gairah. Para pemain(kecuali Bonventura dan Diego Lopez) seakan tidak menghormati dukungan para fans Milan. Mungkin akhir-akhir ini Milan sudah merusak mood para Milanisti tapi sebagai Milanisti yang sudah terlanjur cinta dengan Milan pasti akan tetap mendukung Milan dan semoga management, pemain, pelatih sadar diri dan tidak terus-terusan menyakiti perasaan para Milanisti yang sudah mendukung Milan dengan sepenuh hati. Forza Milan.
Selasa, 20 Januari 2015
Loyalitas mendukung Milan
Sabtu, 17 Januari 2015
Tak ada tempat terbaik selain rumah
Kamis, 15 Januari 2015
Disaat tidak beruntung bermain playstation
Bermain playstation mungkin jadi hobby yang banyak digemari oleh banyak orang,termasuk saya yang juga hobby bermain plastation. Dari sekian banyak game playstation yang ada mungkin PES dan FIFA adalah game yang paling digemari oleh banyak orang, namun dalam bermain playstation terutama saat bermain PES atau FIFA kadang orang yang memainkannya tidak beruntung dalam bermain game tersebut. Berikut ketidak beruntungan saya saat bermain PES atau FIFA :
1. Kebanyakan nyerang tapi nggak gol
Saya kadang mengalami hal ini kadang saat saya bermain dengan teman, saya mendominasi pertandingan, saya melakukan banyak shoot on target tapi tidak gol dan lebih nyeseknya saya kalah dan kadang imbang.
2. Pemain nendang atau nyundul kena tiang
Terkadang saat bermain PES atau FIFA pasti banyak yang pernah mengalami ini. Disaat pemain yang dijalankan sudah mendapat posisi yang pas untuk melakukan shooting ataupun melakukan sundulan tapi saat pemain yang dijalankan sudah berhasil melakukan shooting atau sundulan dan kiper lawan sudah tidak dapat menjangkau bola, kadang bola tersebut malah membentur tiang gawang. Biasanya kalo saya mengalami hal tersebut saya sering badmood saat bermain.
Sekian dulu pos dari saya semoga bermanfaat.
Senin, 12 Januari 2015
Cerita tentang aku dan sepak bola
Sepak bola adalah salah satu olahraga yang paling digemari di dunia tanpa terkecuali saya sendiri yang suka banget sama olahraga yang satu ini. Kalo ngomongin tentang sepak bola saya masih inget dulu waktu saya masih kecil sama temen-temen gue kalo main sepak bola bareng temen-temen saya. Setiap sore main sepak bola didepan rumah mainnya pake bola plastik,gawang masih pake sandal cepit,mainnya sistemnya gol ganti(siapa yang nyetak gol nanti jadi kiper). Kalo salah nendang terus dimarahin tetangga udah biasa. Kalo sekarang udah beda, sekarang lebih sering main futsal bareng temen-temen udah jarang main pake bola plastik lagi. Kalo urusan tim favorit saya paling suka AC Milan meskipun udah gak sehebat dulu tapi saya masih suka sama klub satu ini. Sekian dulu cerita tentang saya dan sepak bola. Nih saya sedikit share foto pemain idola saya Ricardo Kaka.