Mungkin banyak klub-klub besar di eropa dan bahkan dunia sedang memfokuskan terhadap pengembangan pemain muda melalui akademi klub yang nantinya akan memperkuat klub itu sendiri di masa mendatang. Contoh nyata adalah Barcelona yang sukses dengan akademi la masia. Kalau tim kesukaan saya Milan juga akademi klub. Katanya Milan ingin menjalankan program youth project, tapi apakah Milan sudah menjalankan youth project itu sendiri ? Tidak juga. Mungkin De Sciglio, Poli, El Shaarawy, Destro adalah pemain muda yang beruntung dapat menjadi kepercayaan Inzaghi di musim ini. Namun berbeda dengan Niang, Saponara, Cristante mereka bertiga sebenarnya adalah pemain muda berbakat yang bisa di bilang jarang diberi kepercayaan dan harus dilepas. Bahkan kebanyakan pemain muda Milan yang dilepas justru malah berkembang setelah diberikan kepercayaan contoh Niang yang sekarang membela Genoa, setelah diberi kepercayaan Niang justru sering memberi assist dan bahkan mampu mencetak gol di Genoa sedangkan di Milan ia tidak mencetak gol. Ada beberapa pemain didikan Milan yang malah berkembang di klub lain setelah dilepas Milan selain Milan. Pemain-pemain tersebut( yang saya tau) antara lain : Verdi di Empoli, Paloschi di Chievo Verona, Matteo Darmian di Torino dan Pierre Emerick Aubameyang di Borrusia Dortmund, dll. Nama-nama tersebut adalah pemain yang sekarang bermain lebih bagus di klub-klubnya masing-masing setelah dilepas Milan karna jarang mendapat kesempatan. Milan mungkin bisa mencontoh Barcelona yang berani memberi kesempatan pada pemain mudanya seperti Munir, Sergi Roberto, Marc Batra, Rafinha, dll. Atau mencontoh klub tetangga Internazionale yang juga berani memberi kepercayaan untuk pemain mudanya seperti Rannochia, Juan, Santon, Shaqiri, Kovacic, Icardi, Dodo yang sekarang ini mulai atau bahkan sudah berkembang dan mungkin mulai masuk langganan starter. Yang pasti para Milanisti berharap Milan benar-benar menjalankan youth project dan berani memberi kepercayaan untuk pemain muda agar berkembang dan jangan mengulangi kesalahan membuang pemain muda dan akhirnya malah berkembang di klub lain. Forza Milan.
Senin, 16 Februari 2015
Minggu, 08 Februari 2015
"Milan kalah sudah biasa"
Minggu pagi Milanisti kembali bersedih karna kalah dengan klub peringkat 1 klasmen Juventus. Milan harus kalah dengan skor 3-1 dari Juve dan jangan kaget kalo fans Milan bakal di bully oleh fans lain. Milan rasanya seperti tumbuhan putri malu yang mekar namun tertutup kembali karna mengalami sentuhan. Ya seperti putri malu karna minggu lalu Milan seperti kembali mekar karna mereka akhirnya sukses meraih kemenangan karna di bulan Januari mereka tidak meraih kemenangan satu pun di Serie A, namun minggu pagi dinihari( waktu Indonesia) mereka seperti putri malu yang kembali tertutup daunnya karna sentuhan. Ya sentuhan itu berupa kekalahan yang kembali mereka alami saat melawan Juventus yang membuat fans Milan harus menanggung malu karna tim kesayangannya kalah mungkin kekalahan Milan melawan Juve masih bisa di maklum karna mengingat kualitas skuad Milan masih dibawah kualitas skuat Juve terutama di lini tengah. Bahkan Juve langsung memainkan gelandang terbaik mereka saat melawan Milan. Pirlo, Marchisio, Pogba, Vidal langsung dimainkan sejak awal. Berbanding terbalik dengan Milan mungkin karna tidak ada pilihan akhirnya Inzaghi memainkan Poli-Essien-Muntari, namun menurut saya hanya Poli yang bermain cukup baik sedangkan Essien-Muntari gagal membayar kepercayaan Inzaghi, mereka kerap melakukan blunder. Beruntung Milan masih punya kiper berpengalaman seperti Diego Lopez. Meskipun dibobol 3 gol oleh pemain Juve tapi Diego Lopez menunjukkan penampilan gemilang dan sering melakukan penyelamatan gemilang. Mungkin kalau bukan karna penampilan apik Diego Lopez mungkin Milan akan lebih banyak kebobolan. Karna Milan sering mengalami kekalahan di tahun 2015 sudah banyak Milanisti yang sabar mungkin bagi kami Milanisti kekalahan adalah hal yang sudah biasa dialami Milan. Tapi kami terus berharap Milan kembali bangun dari tidurnya dan kembali berjaya lagi seperti dulu. Bahkan Milan bisa tampil di Europa League musim depan sudah cukup untuk Milan mengingat butuh proses untuk mengembalikan kejayaan Milan. Forza Milan.
Minggu, 01 Februari 2015
Kemenangan yang berharga
Senin pagi ini mungkin terasa berbeda dari biasanya. Senin pagi ini berasa seperti pagi penyemangat kami para Milanisti. Kami para Milanisti seakan telah menanti panjang akan kemenangan yang akan diraih Milan di pentas Serie A. Pagi dinihari(waktu Indonesia) Milan akhirnya meraih kemenangan pertamanya di pentas Serie A Italia setelah melewati bulan Januari yang kelabu karna Milan gagal menorehkan kemenangan sekalipun di bulan Januari dipentas Serie A. Dan di awal Februari kami Milanisti selalu berharap Milan kembali meraih kemenangan dan Milan ke jalur papan atas klasmen Liga Serie A Italia dan akhirnya harapan kami terwujud karna Milan berhasil menang 3-1 atas Parma. Milan sempat unggul terlebih dahulu lewat gol penalty Jeremy Menez, namun setelah beberapa menit kemudian Parma mampu menyamakan kedudukan lewat mantan pemain Milan Nocerino skor pun menjadi 1-1 dan bertahan sampai babak pertama. Milan kembali unggul dibabak kedua lewat gol yang dicetak oleh Jeremy Menez skor menjadi 2-1 untuk Milan. Kami Milanisti terus berharap Milan mencetak gol lagi untuk menjauh dari kejaran Parma dan akhirnya harapan itu terwujud juga gol Zaccardo akhirnya memastikan kemenangan Milan dengan skor 3-1. Dengan kemenangan ini Milan meraih 3 poin naik ke peringkat 8 klasmen dengan 29 poin. Harapan untuk kembali berlaga di UCL ataupun UEL kembali muncul. Kemenangan ini setidaknya juga menjadi motivasi mengingat lawan setelah Parma adalah Juventus yang merupakan calon kuat dalam meraih Scudetto musim ini. Namun kemenangan ini membuat Milan berhasil membuat senang hati para fans yang sedang rindu akan kemenangan dan dengan kemenangan ini Milan mampu mengembalikkan mood para Milanisti yang rusak pada bulan Januari karna tidak meraih kemenangan. Kemenangan ini adalah sebuah kemenangan yang berharga. Forza Milan.