Selasa, 06 Desember 2016

Memahami Kecintaan Sepak Bola Melalui Seorang Freestyle Football


Mungkin sepak bola adalah olahraga paling populer di dunia ini. Tidak usah diragukan lagi olahraga ini memiliki banyak penggemar. Ada lagi olahraga variasi sepak bola yang sangat digemari oleh banyak orang dan bahkan sering di mainkan oleh banyak remaja yaitu futsal. Sepak bola dan futsal memang lebih dikenal oleh masyarakat. Namun hanya sedikit orang yang mengetahui dunia freesytle football. Cabang olahraga yang satu ini memang masih kalah populer jika dibanding dengan sepak bola. Cabang olahraga ini memang berbeda karna seorang freesyler dapat memainkan bola dengan berbagai macam trik yang mungkin seorang pemain sepak bola ataupun pemain futsal tidak dapat melakukan trik yang dilakukan para freesyler lakukan. Di dalam dunia sepak bola banyak orang yang mengetahui seorang Lionel Messi dan Cristiano Ronaldo. Di dalam olahraga futsal mungkin juga banyak orang yang mengetahui seorng Falcao dan Ricardinho. Namun siapakah ikon yang masyarakat kenal dalam dunia Freestyle Football ? coba tanyakan pada orang-orang apakah mereka mengenal Andrew Henderson, mungkin hanya sedikit orang yang mengenal siapa itu Andrew Henderson. Coba tanyakan siapa Sean Garnier, mungkin banyak orang yang mengenal siapa Sean Garnier. Freesyler yang satu ini memang sangat populer dan mungkin lebih populer diantara freestyler lainnya. Tak salah jika Sean Garnier sangatlah populer, dia(Sean Garnier) memang memiliki prestasi yang bagus di dunia freestyle football. Sean pernah dua kali menjadi juara dunia kejuaraan freestyle football. Selain dua kali juara dunia Sean juga terkenal melalui video yang sering dia unggah di situs Youtube. Namun sebenarnya Sean Garnier hanya salah satu dari banyaknya seorang freestyler sepak bola terhebat di dunia ini. Banyak sekali seorang freestyler yang sama hebatnya atau bahkan lebih hebat dari seorang Sean Garnier. Salah satunya adalah Andrew Henderson, freestyler yang satu ini ternyata pernah 5 kali menjadi juara dunia. Sejenak kita lupakan kedua freestyler tersebut, hanya sedikit orang yang tahu bahwa setiap tahun selalu diadakan sebuah kejuaraan freestyle football. Banyak sekali freesyler hebat yang datang untuk dapat memenangi kejuaraan ini. Selain mendapatkan piala penghargaan dan hadiah sorang freestyler yang memangkan kejuaraan dunia juga dapat membanggakan negaranya. Namun pertanyaan muncul, mengapa mereka para freestyler sepak bola lebih memilih menjadi seorang freesyler dari pada menjadi pemain sepak bola ? padahal sepak bola lebih menjanjikan secara materi dan tentunya dapat membuat mereka di dikenal oleh masyarakat luas. Setelah di pikir-pikir saya sedikit menemukan jawaban mengapa mereka lebih memilih freestyle football dibandingkan menjadi seorang pemain sepak bola. Alasannya sederhana, mungkin dahulu ketika mereka masih anak-anak mereka mungkin bermimpi ingin menjadi seorang pemain sepak bola yang hebat. Namun ketika beranjak remaja mungkin ada faktor-faktor yang membuat mereka tidak dapat menjadi sepak bola. Namun karna kecintaan mereka yang kuat terhadap sepak bola mereka mulai melatih trik-trik menggunakan bola. Setelah mereka menguasai trik-trik tersebut barulah mereka berani memamerkan trik-trik freestyle football yang mereka pelajari di depan orang-orang. Dan mereka pastinya punya kebanggaan tersendiri dapat menguasai trik-trik freestyle football tersebut karna tidak semua pemain sepak bola tidak dapat melakukan trik-trik tersebut. Dan melalui freestyle football mereka bisa mengekspresikan kecintaan mereka terhadap sepak bola.

Minggu, 05 April 2015

Lanjutkan kemenanganmu Milan

Sabtu malam alias yang dibanyak orang sebagai malam minggu biasa dimanfaatkan banyak orang untuk bersantai kebanyakan malam minggu dimanfaatkan sebagian besar anak muda untuk pacaran. Tapi sepertinya untuk malam minggu pertama dibulan April tidak digunakan Milanisti untuk berpacaran, melainkan untuk menyaksikan tim kesayangan AC Milan bermain. Banyak Milanisti yang menyaksikan Milan dengan cara nobar ataupun menyaksikan Milan dirumah. Rasanya malam minggu kemarin yang diwarnai dengan gerhana bulan total membawa keberuntungan untuk Milan pekan ini. Milan harus menjalani laga tandang saat melawan Palermo. Meski Palermo tim promosi tapi melawan Palermo tidaklah semudah yang dipikirkan, saat Serie A putaran pertama Milan harus menyerah dari Palermo dengan skor 0-2 saat bermain di San Siro kandang Milan. Rasa pesimis mungkin sempat menyelimuti sebagian Milanisti sebelum melawan Palermo. Saat wasit meniup peluit tanda kick off, Milanisti sempat dibuat senam jantung oleh serangan-serangan yang dibuat Palermo, berkali-kali Palermo menggempur pertahanan Milan melalui skill Paulo Dybala dan Vazquez. Palermo sempat benar-benar membuat jantung Milanisti berdebar yaitu saat salah seorang pemain Palermo berhasil mengacak-acak pertahana Milan dan mengumpan bola ke Dybala lalu Dybala memberi umpan tarik kepada Vazquez yang sudah berdiri bebas beruntung sontekan Vazquez masih tipis menyamping dan gawang Milan selamat dari kebobolan. Milan juga sesekali berusaha mengancam gawang Palermo melalui serangan balik. Milan akhirnya sukses menciptakan gol melalui Alesio Cerci dan Milan unggul 0-1 sampai akhir babak pertama. Saat babak kedua dimulai Milan mulai bermain lebih baik para pemain Milan mulai berani bermain terbuka dan memegang kendali permainan. Milan sempat mengancam melalui Mattia Destro namun sayang golnya dianulir oleh wasit karna offside. Palermo sesekali juga mengancam melalui serangan balik dan mengancam melalui shooting dari jarak jauh. Namun akhirnya petaka terjadi untuk Milan saat salah seorang pemain Milan melanggar pemain Palermo di kotak penalty, wasitpun akhirnya memberi hadiah penalty kepada Palermo. Paulo Dybala yang ditunjuk sebagai eksekutor penalty sukses menjalankan tugasnya sekaligus menyamakan kedudukan menjadi 1-1. Milanpun terus masih terus menyerang pertahanan Palermo, Inzaghi pun akhirnya memasukkan Suso menggantikan Cerci dan memasukkan Pazzini untuk menggantikan Mattia Destro yang diharapkan membuat serangan Milan menjadi lebih berwarna dan lini depan Milan menjadi tajam. Namun keberuntungan akhirnya memihak Milan pada 10 menit menjelang akhir pertandingan. Jeremy Menez akhirnya membuat Milan kembali unggul atas Palermo ketika ia sukses menciptakan gol melalui aksi solo run yang diakhiri oleh finishing yang apik dan berhasil membuat Milan kembali unggul dengan skor 1-2. Keunggulan tersebut akhirnya bertahan sampai wasit meniupkan peluit panjang tanda berakhirnya pertandingan. Meski menang Milan masih tertahan diperingkat 8 namun kemenangan ini dapat menjadi modal berharga bagi Milan untuk pertandingan berikutnya karna sebelumnya Milan berhasil menang atas Cagliari dengan skor 3-1 itu artinya Milan menang dua kali-kali berturut. Semoga para pemain menjadi termotivasi dan melanjutkan tren kemenangan disisa musim 2014/2015 ini dan terus memperbaki posisi klasmen dan mendapat jatah bermain di kompetisi Eropa. Forza Milan.

Senin, 09 Maret 2015

Seandainya ISL seperti MLS

Mungkin liga sepak bola Amerika Serikat atau biasa disebut MLS(major league soccer) adalah salah satu liga sepak bola paling beruntung karna sering kali pemain bintang dunia yang menghabiskan sisa karirnya di liga tersebut. Sebut saja Kaka, David Villa, Tim Cahil, Roby Keane, Clint Dempsey, Landon Donovan, Sebastian Giovinco,  ditambah lagi Gerrard dan Lampard yang bentar lagi nyusul main di MLS, dll dan bahkan David Beckham dan Thiery Henry menghabiskan sisa karirnya di MLS. Dan mungkin saja banyak pemain bintang dunia yang berpikir akan menghabiskan sisa karirnya di MLS. Terkadang saya suka berkhayal bagaimana jadinya kalau Liga Super Indonesia atau biasa di sebut ISL terdapat pemain-pemain bintang dunia yang setidaknya menghabiskan sisa karirnya di Liga Indonesia(ISL). Tapi jika melihat kondisi sepak bola Indonesia saat rasanya mustahil ada salah satu klub yang berani merekrut pemain-pemain bintang dunia yang ingin menghabiskan karir sepak bolanya. Faktor cuaca mungkin juga berpengaruh pada si pemain. Rasanya mustahil pemain bintang dunia mau main di cuaca yang panas dan kondisi lapangan yang kurang baik. Dan faktor utama adalah finansial jangankan MLS, finansial klub-klub liga Indonesia mungkin masih kalah dengan finansial klub-klub liga thailand. Finansial klub-klub MLS memang sangat bagus mereka berani menggaji pemain-pemain bintang tersebut hampir setara dengan gaji mereka saat bermain di klub besar eropa. Iklim mungkin juga bisa jadi penentu klub-klub MLS bisa mendatangkan pemain-pemain bintang dunia karna iklim Amerika serikat dan Iklim di negara-negara eropa sama dan pastinya pemain-pemain bintang dunia yang bermain di MLS tidak bermasalah dengan cuaca. Klub-klub di MLS juga memiliki stadion dengan fasilitas yang bagus dan lapangan yang terawat. Kalau dilihat-lihat rumput lapangan di stadion-stadion klub MLS kurang lebih sama seperti rumput di stadion klub-klub besar eropa yaitu sama-sama terawat. Berbeda dengan lapangan di stadion klub-klub liga Indonesia yang rumputnya kurang terawat dan sistem drainase yang buruk sehingga jika hujan saat bertanding lapangan akan becek dan akan menyulitkan para pemain yang bertanding. Unsur penonton di Indonesia dapat menyaingi penonton di MLS seperti yang kita tau masyarakat Indonesia kebanyakan orang yang sangat menyukai sepak bola bisa diakui mungkin supoter-supoter di Indonesia adalah pendukung yang sangat setia, bahkan mereka rela melakukan apapun untuk melihat klub kesayangnya bertanding bahkan sering dijumpai ada penonton yang rela naik pohon untuk melihat klub kesayangnya bermain bisa dibilang ini sangat jarang ditemui di MLS bahkan diliga-liga top eropa. Seandainya ada banyak pemain bintang dunia yang ingin menghabiskan karirnya di liga Indonesia mungkin animo penonton akan lebih banyak lagi. Yang pasti jika sepak bola di Indonesia tidak bermasalah dan klub-klub liga Indonesia mempunyai stadion dengan fasilitas internsional yang memadai dengan rumput yang terawat dengan baik serta mempunyai finansial yang kuat bukan tidak mungkin ada pemain bintang dunia yang mau menghabiskan sisa karirnya di liga Indonesia. Dan pastinya semoga masalah sepak bola di Indonesia cepat terselesaikan dan sepak bola di Indonesia cepat maju ke arah yang lebih baik. Forza Indonesia.

Minggu, 01 Maret 2015

Inkonsisten

Minggu dinihari tadi Milan kembali gagal meraih 3 poin di kandang Chievo Verona. Meskipun meraih hasil imbang dan Milan berhasil mencatatkan clean sheet dua kali berturut-turut Milan tetap mengalami masalah yang sama yaitu Inkonsisten. Mungkin ada Milanisti yang jengkel karna inkonsisten Milan. Mungki mereka(Milanisti) seakan merasa di php oleh tim kesayangannya. Contoh saat melawan Parma, Milan berhasil menang namun dipekan berikutnya Milan dihempaskan oleh Juventus. Sepekan berikutnya Milan hanya meraih hasil imbang melawan Empoli. Sepekan berikutnya Milan meraih kemenangan saat melawan Cesena. Namun sepekan berikutnya Milan kembali imbang saat melawan Chievo Verona. Kadang saya juga bingung dengan Milan, bahkan karna inkonsiten yang saking parahnya Milan baru meraih dua kemenangan di 2015. Berbeda dengan tim tetangga mulai konsisten. Terkadang Milanisti mungkin ingin menyalahkan Inzaghi sebagai orang yang paling bertanggung jawab atas inkonsisten Milan. Namun apa boleh buat Inzaghi tetap tidak bisa disalahkan karna mau bagaimanapun Inzaghi belum punya pengalaman yang cukup untuk menangani tim senior Milan apalagi dengan skuad yang seadanya seperti sekarang ini. Ditambah lagi dengan kebijakan transfer Milan yang sekarang yang sering membeli pemain dengan harga murah dan mendatangkan pemain dengan gratis. Dan semoga inkonsisten Milan tidak terus berlanjut dan semoga Inzaghi banyak belajar dari inkonsisten agar tidak sampai terjadi lagi. Semoga Milan kembali ke jalur kemenangan dan tidak meng php para Milanisti *terlalu banyak wish di awal bulan Maret*. Forza Milan.

Senin, 16 Februari 2015

Youth Project

Mungkin banyak klub-klub besar di eropa dan bahkan dunia sedang memfokuskan terhadap pengembangan pemain muda melalui akademi klub yang nantinya akan memperkuat klub itu sendiri di masa mendatang. Contoh nyata adalah Barcelona yang sukses dengan akademi la masia. Kalau tim kesukaan saya Milan juga akademi klub. Katanya Milan ingin menjalankan program youth project, tapi apakah Milan sudah menjalankan youth project itu sendiri ? Tidak juga. Mungkin De Sciglio, Poli, El Shaarawy, Destro adalah pemain muda yang beruntung dapat menjadi kepercayaan Inzaghi di musim ini. Namun berbeda dengan Niang, Saponara, Cristante mereka bertiga sebenarnya adalah pemain muda berbakat yang bisa di bilang jarang diberi kepercayaan dan harus dilepas. Bahkan kebanyakan pemain muda Milan yang dilepas justru malah berkembang setelah diberikan kepercayaan contoh Niang yang sekarang membela Genoa, setelah diberi kepercayaan Niang justru sering memberi assist dan bahkan mampu mencetak gol di Genoa sedangkan di Milan ia tidak mencetak gol. Ada beberapa pemain didikan Milan yang malah berkembang di klub lain setelah dilepas Milan selain Milan. Pemain-pemain tersebut( yang saya tau) antara lain : Verdi di Empoli, Paloschi di Chievo Verona, Matteo Darmian di Torino dan Pierre Emerick Aubameyang di Borrusia Dortmund, dll. Nama-nama tersebut adalah pemain yang sekarang bermain lebih bagus di klub-klubnya masing-masing setelah dilepas Milan karna jarang mendapat kesempatan. Milan mungkin bisa mencontoh Barcelona yang berani memberi kesempatan pada pemain mudanya seperti Munir, Sergi Roberto, Marc Batra, Rafinha, dll. Atau mencontoh klub tetangga Internazionale yang juga berani memberi kepercayaan untuk pemain mudanya seperti Rannochia, Juan, Santon, Shaqiri, Kovacic, Icardi, Dodo yang sekarang ini mulai atau bahkan sudah berkembang dan mungkin mulai masuk langganan starter. Yang pasti para Milanisti berharap Milan benar-benar menjalankan youth project dan berani memberi kepercayaan untuk pemain muda agar berkembang dan jangan mengulangi kesalahan membuang pemain muda dan akhirnya malah berkembang di klub lain. Forza Milan.

Minggu, 08 Februari 2015

"Milan kalah sudah biasa"

Minggu pagi Milanisti kembali bersedih karna kalah dengan klub peringkat 1 klasmen Juventus. Milan harus kalah dengan skor 3-1 dari Juve dan jangan kaget kalo fans Milan bakal di bully oleh fans lain. Milan rasanya seperti tumbuhan putri malu yang mekar namun tertutup kembali karna mengalami sentuhan. Ya seperti putri malu karna minggu lalu Milan seperti kembali mekar karna mereka akhirnya sukses meraih kemenangan karna di bulan Januari mereka tidak meraih kemenangan satu pun di Serie A, namun minggu pagi dinihari( waktu Indonesia) mereka seperti putri malu yang kembali tertutup daunnya karna sentuhan. Ya sentuhan itu berupa kekalahan yang kembali mereka alami saat melawan Juventus yang membuat fans Milan harus menanggung malu karna tim kesayangannya kalah mungkin kekalahan Milan melawan Juve masih bisa di maklum karna mengingat kualitas skuad Milan masih dibawah kualitas skuat Juve terutama di lini tengah. Bahkan Juve langsung memainkan gelandang terbaik mereka saat melawan Milan. Pirlo, Marchisio, Pogba, Vidal langsung dimainkan sejak awal. Berbanding terbalik dengan Milan mungkin karna tidak ada pilihan akhirnya Inzaghi memainkan Poli-Essien-Muntari, namun menurut saya hanya Poli yang bermain cukup baik sedangkan Essien-Muntari gagal membayar kepercayaan Inzaghi, mereka kerap melakukan blunder. Beruntung Milan masih punya kiper berpengalaman seperti Diego Lopez. Meskipun dibobol 3 gol oleh pemain Juve tapi Diego Lopez menunjukkan penampilan gemilang dan sering melakukan penyelamatan gemilang. Mungkin kalau bukan karna penampilan apik Diego Lopez mungkin Milan akan lebih banyak kebobolan. Karna Milan sering mengalami kekalahan di tahun 2015 sudah banyak Milanisti yang sabar mungkin bagi kami Milanisti kekalahan adalah hal yang sudah biasa dialami Milan. Tapi kami terus berharap Milan kembali bangun dari tidurnya dan kembali berjaya lagi seperti dulu. Bahkan Milan bisa tampil di Europa League musim depan sudah cukup untuk Milan mengingat butuh proses untuk mengembalikan kejayaan Milan. Forza Milan.

Minggu, 01 Februari 2015

Kemenangan yang berharga

Senin pagi ini mungkin terasa berbeda dari biasanya. Senin pagi ini berasa seperti pagi penyemangat kami para Milanisti. Kami para Milanisti seakan telah menanti panjang akan kemenangan yang akan diraih Milan di pentas Serie A. Pagi dinihari(waktu Indonesia) Milan akhirnya meraih kemenangan pertamanya di pentas Serie A Italia setelah melewati bulan Januari yang kelabu karna Milan gagal menorehkan kemenangan sekalipun di bulan Januari dipentas Serie A. Dan di awal Februari kami Milanisti selalu berharap Milan kembali meraih kemenangan dan Milan ke jalur papan atas klasmen Liga Serie A Italia dan akhirnya harapan kami terwujud karna Milan berhasil menang 3-1 atas Parma. Milan sempat unggul terlebih dahulu lewat gol penalty Jeremy Menez, namun setelah beberapa menit kemudian Parma mampu menyamakan kedudukan lewat mantan pemain Milan Nocerino skor pun menjadi 1-1 dan bertahan sampai babak pertama. Milan kembali unggul dibabak kedua lewat gol yang dicetak oleh Jeremy Menez skor menjadi 2-1 untuk Milan. Kami Milanisti terus berharap Milan mencetak gol lagi untuk menjauh dari kejaran Parma dan akhirnya harapan itu terwujud juga gol Zaccardo akhirnya memastikan kemenangan Milan dengan skor 3-1. Dengan kemenangan ini Milan meraih 3 poin naik ke peringkat 8 klasmen dengan 29 poin. Harapan untuk kembali berlaga di UCL ataupun UEL kembali muncul. Kemenangan ini setidaknya juga menjadi motivasi mengingat lawan setelah Parma adalah Juventus yang merupakan calon kuat dalam meraih Scudetto musim ini. Namun kemenangan ini membuat Milan berhasil membuat senang hati para fans yang sedang rindu akan kemenangan dan dengan kemenangan ini Milan mampu mengembalikkan mood para Milanisti yang rusak pada bulan Januari karna tidak meraih kemenangan. Kemenangan ini adalah sebuah kemenangan yang berharga. Forza Milan.